Setiap hari, ada ribuan serangan siber yang terjadi di seluruh dunia. Mulai dari pencurian data pribadi, peretasan akun, hingga serangan terhadap sistem perusahaan. Sayangnya, banyak dari ancaman tersebut berhasil karena sistem keamanan tidak cukup kuat atau hanya berfokus pada satu area saja.
Padahal, keamanan digital yang baik harus dibangun dengan pendekatan berlapis. Setiap lapisan memiliki fungsi sendiri untuk melindungi jaringan, data, dan pengguna dari berbagai jenis serangan. Inilah yang disebut dengan 7 lapisan cybersecurity, strategi keamanan yang melibatkan manusia, teknologi, dan kebijakan dalam satu sistem pertahanan terpadu.

1. Human Layer
Lapisan pertama ini sering disebut sebagai lapisan paling rentan dalam cybersecurity. Karena sebagian besar serangan siber justru memanfaatkan kelemahan manusia, seperti kurangnya pengetahuan atau kelalaian.
Contohnya, karyawan yang tanpa sadar mengklik tautan phishing atau menggunakan password yang lemah. Untuk mengatasinya, organisasi perlu menerapkan langkah-langkah seperti :
- Pelatihan cybersecurity secara rutin
- Kebijakan password yang kuat
- Multi-Factor Authentication (MFA)
Tujuannya agar setiap individu dalam organisasi mampu mengenali dan merespons ancaman siber dengan benar.
2. Perimeter Security Layer
Lapisan ini seperti tembok benteng digital yang melindungi jaringan internal dari ancaman luar, yang bertugas mengontrol lalu lintas masuk dan keluar jaringan sesuai kebijakan cybersecurity yang telah ditetapkan. Beberapa teknologi yang digunakan antara lain :
- Firewall
- Intrusion Detection System (IDS)
- Intrusion Prevention System (IPS)
- Virtual Private Network (VPN)
Sebagai contoh, firewall dapat memblokir akses tidak sah berdasarkan aturan tertentu, sehingga hanya lalu lintas yang aman yang bisa masuk ke jaringan perusahaan.
3. Network Layer
Lapisan ini berfungsi untuk melindungi komunikasi antar perangkat dan aplikasi di dalam jaringan. Karena jaringan menjadi jalur utama pertukaran data, maka ia juga menjadi target bagi penyerang. Beberapa cara untuk mengamankan lapisan jaringan antara lain :
- Menggunakan protokol aman seperti HTTPS atau SSL/TLS
- Segmentasi jaringan, agar data sensitif terpisah dari area lain
- Memasang anti-malware dan antivirus untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan
Dengan pengamanan yang baik di lapisan ini, organisasi dapat menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data yang mengalir di dalam sistem cybersecurity.
4. Application Security Layer
Lapisan ini fokus pada keamanan software agar tidak menjadi pintu masuk bagi serangan. Kesalahan kecil dalam coding bisa menjadi celah besar bagi penyerang untuk menyusup. Beberapa contoh penerapan lapisan ini adalah :
- Pemeriksaan keamanan aplikasi secara rutin
- Penerapan secure coding practices
- Penggunaan Web Application Firewall (WAF) untuk mencegah serangan seperti SQL Injection atau Cross-Site Scripting (XSS)
Dengan aplikasi yang aman, risiko kebocoran data dan serangan siber dapat diminimalkan secara signifikan. Lapisan ini merupakan komponen penting dari keseluruhan sistem cybersecurity perusahaan.
5. Endpoint Security Layer
Endpoint adalah semua perangkat yang terhubung ke jaringan, seperti komputer, laptop, dan smartphone. Jika satu perangkat terinfeksi, seluruh jaringan bisa ikut terancam. Untuk itu, setiap endpoint perlu dilindungi dengan :
- Antivirus dan Anti-malware
- Endpoint Detection and Response (EDR) untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman dengan cepat
Lapisan ini memastikan bahwa meskipun satu perangkat diserang, ancaman tersebut tidak menyebar ke seluruh sistem. Perlindungan endpoint merupakan bagian penting dari strategi cybersecurity modern.
6. Data Security Layer
Data adalah aset paling berharga bagi setiap organisasi. Karena itu, menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data adalah prioritas utama. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :
- Enkripsi data, agar informasi tetap aman meskipun jatuh ke tangan yang salah
- Backup data secara rutin, untuk mencegah kehilangan akibat serangan atau kesalahan sistem
- Kontrol akses ketat, agar hanya pihak berwenang yang bisa melihat atau mengubah data sensitif
Dengan lapisan data yang kuat, perusahaan dapat mengurangi risiko kebocoran dan memastikan data penting tetap terlindungi.
7. Mission-Critical Assets
Lapisan terakhir berfokus pada perlindungan aset yang paling vital bagi kelangsungan bisnis, seperti hardware utama, aplikasi penting, atau data pelanggan. Langkah-langkah perlindungannya meliputi :
- Firewall dan IDS/IPS yang terus diperbarui
- Akses terbatas hanya untuk orang tertentu
- Patching dan update rutin untuk menutup celah keamanan
Dengan pengamanan berlapis pada aset-aset kritis, perusahaan dapat memastikan operasi bisnis berjalan tanpa gangguan dan risiko eksploitasi bisa ditekan seminimal mungkin.
Bangun Pertahanan Siber Bersama Cisco
Cisco menghadirkan berbagai solusi cybersecurity yang dirancang untuk melindungi setiap lapisan sistem digital organisasi Anda. Dari jaringan, data, hingga pengguna, semuanya terlindungi dengan pendekatan keamanan terpadu yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis modern.
Bangun sistem keamanan berlapis bersama solusi cybersecurity Cisco dan dapatkan panduan implementasi terbaik dari IT Solutions Sapta Tunas Teknologi yang siap membantu Anda merancang dan mengoptimalkan strategi cybersecurity perusahaan.
Mengapa STT?
Sapta Tunas Teknologi (STT), IT Solutions yang memiliki komitmen yang tinggi dalam membantu pelanggan mencapai tujuan organisasi dan merancang IT Solutions sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang mengikuti perkembangan tren teknologi di pasar saat ini.
- Dedicated Teams
- Certified Engineer
- Award-Winning
- Demo Solutions Center
- Trusted Partner
Referensi : https://bilginc.com/en/blog/7-layers-of-cyber-security-you-should-know-5933/


