Mengelola keamanan siber adalah tantangan besar bagi banyak perusahaan, terutama bagi mereka yang kekurangan fasilitas dan pengetahuan tentang keamanan siber. Tapi melindungi data perusahaan dan pelanggan sangat penting untuk menjaga reputasi dan kepercayaan. Perusahaan bisa memperkuat keamanan siber mereka dan mengurangi risiko terjadinya kebocoran data pelanggan yang merugikan. Berikut 7 kesalahan umum dalam keamanan siber yang sering dilakukan oleh perusahaan dan cara untuk mengatasinya.
1. Praktik Kata Sandi yang Lemah
Menurut laporan dari LastPass, 81% pelanggaran keamanan disebabkan oleh kata sandi yang lemah. Banyak perusahaan masih menggunakan kata sandi yang sederhana dan mudah ditebak untuk mengakses sistem mereka.
Cara Mengatasinya :
Untuk melindungi data perusahaan, pastikan karyawan menggunakan kata sandi yang kuat dan unik. Beberapa langkah yang dapat diambil seperti menjaga kerahasiaan kata sandi, gunakan kata sandi yang berbeda-beda, buat kata sandi yang panjang, aktifkan autentikasi multi-faktor (MFA).
2. Tidak Memperbarui Sofware
Sofware yang tidak diperbarui dapat menjadi celah keamanan yang mudah dimanfaatkan oleh hacker. Sering kali perusahaan melupakan untuk memeriksa pembaruan atau tidak menyuruh karyawannya untuk memperbarui Software.
Cara Mengatasinya :
Pastikan software, sistem operasi dan aplikasi yang digunakan selalu diperbarui. Pembaruan ini berguna untuk perbaikan keamanan penting yang dapat melindungi data perusahaan dari ancaman siber yang semakin canggih. Buat jadwal untuk memeriksa pembaruan secara rutin dan pastikan pembaruan tersebut segera diterapkan.
3. Kurangnya Pelatihan dan Kesadaran Karyawan
Serangan phishing merupakan salah satu ancaman paling umum terjadi karena kurangnya kesadaran pada karyawan. Email palsu atau situs web yang terlihat asli dapat menipu karyawan untuk memberikan informasi sensitif.
Cara Mengatasinya :
Latih karyawan untuk melindungi data perusahaan, dengan mengenali tanda-tanda serangan phishing, seperti:
- Alamat email yang tidak resmi atau tidak biasa.
- Ejaan yang salah dalam alamat email atau pesan.
- Email yang ditulis dengan buruk atau tidak profesional.
- Tautan atau lampiran yang mencurigakan.
- Permintaan mendesak atau memaksa.
Pelatihan rutin dapat membantu karyawan lebih waspada terhadap potensi ancaman dan menghindari serangan phishing yang merugikan perusahaan.
4. Tidak Memiliki Prosedur Penanganan Insiden
Banyak perusahaan yang tidak memiliki prosedur penanganan insiden yang jelas. Tanpa adanya prosedur yang terstruktur, penanganan serangan siber menjadi kacau dan tidak efisien.
Cara Mengatasinya :
Buatlah prosedur penanganan insiden yang jelas dan rinci, mencakup langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah serangan siber. Tentukan peran dan tanggung jawab setiap anggota tim, serta pastikan seluruh tim mengetahui prosedur yang harus diikuti. Tinjau dan perbarui rencana ini secara berkala untuk memastikan efektivitasnya.
5. Mengabaikan Keamanan Handphone
Dengan semakin banyaknya karyawan yang bekerja jarak jauh dan menggunakan handphone, banyak perusahaan mengabaikan keamanan handphone yang mereka gunakan untuk mengakses data perusahaan.
Cara Mengatasinya
Melindungi data perusahaan di handphone dengan langkah-langkah berikut:
- Wajibkan penggunaan kata sandi untuk membuka perangkat.
- Terapkan enkripsi data untuk melindungi data perusahaan yang sensitif.
- Instal aplikasi keamanan khusus yang dapat memantau ancaman dan melindungi data perusahaan di handphone.
- Melakukan pelaporan jika handphone hilang atau dicuri.
Keamanan handphone yang kuat sangat penting untuk melindungi data perusahaan yang diakses dari lokasi yang berbeda.
6. Tidak Menggunakan Autentikasi Multi-Faktor (MFA)
Meskipun autentikasi multi-faktor (MFA) dapat memakan sedikit waktu saat proses login, banyak perusahaan yang tidak mengaktifkan fitur ini, padahal manfaatnya sangat besar dalam meningkatkan keamanan.
Cara Mengatasinya :
Aktifkan MFA di semua sistem yang mendukung untuk melindungi data perusahaan. Dengan MFA jika kata sandi Anda bocor, akun Anda tetap aman karena membutuhkan verifikasi tambahan (seperti kode yang dikirimkan ke ponsel).
7. Tidak Memiliki Layanan IT Terkelola
Banyak perusahaan berusaha mengelola sendiri semua kebutuhan keamanan siber mereka tanpa memiliki cukup fasilitas atau keahlian untuk melakukannya dengan efektif.
Cara Mengatasinya :
Pertimbangkan untuk menggunakan layanan IT terkelola yang dapat membantu perusahaan Anda seperti:
- Melindungi data perusahaan dari ancaman siber secara proaktif.
- Mempercepat penanganan masalah dengan ahli IT yang siap membantu kapan saja.
- Memantau sistem dan data secara terus-menerus untuk mendeteksi potensi ancaman.
Untuk mengatasi tantangan besar dalam mengelola keamanan siber, perusahaan perlu memiliki solusi yang efektif dan terpercaya. Salah satu solusi yang dapat melindungi data perusahaan dan memperkuat pertahanan terhadap ancaman siber adalah Cisco Meraki. Dengan Cisco Meraki, Anda dapat dengan mudah mengelola dan memperkuat sistem keamanan siber perusahaan.
- Kemudahaan Pengelolaan Jaringan dan Keamanan
- Keamanan Mobile
- Perlindungan yang Komprehensif
- Pemantauan dan Tanggapan Cepat
- Mengurangi Beban Tim IT
Dengan menggunakan Cisco Meraki, perusahaan dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis tanpa khawatir soal ancaman keamanan siber. Dapatkan perlindungan Cisco Meraki untuk memperkuat keamanan siber dan melindungi data perusahaan dengan konsultasikan kebutuhan Anda bersama IT consultant Sapta Tunas Teknologi. Dapatkan IT solution terbaik dan juga penawaran menarik dari kami.
Mengapa STT?
Sapta Tunas Teknologi (STT) memiliki komitmen yang tinggi dalam membantu pelanggan mencapai tujuan organisasi dan merancang IT solution sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang mengikuti perkembangan tren teknologi di pasar saat ini.
- Dedicated Teams
- Certified Engineer
- Award-Winning
- Demo Solutions Center
- Trusted Partner
Referensi : https://blogs.cisco.com/smb/7-common-cybersecurity-mistakes-made-by-smbs?utm_source=chatgpt.com